Rabu, 27 Januari 2010

Menapaki Jejak Reformasi

Jejak reformasi yang di tandai dengan lengsernya presiden RI ke dua pada tanggal 21 Mei 1998. Meninggalkan segudang pertanyaan, salah satunya adalah ; Dari sisi mana kita hendak mengobati penyakit bangsa yang telah kronis dan juga komplikasi ?

Meminjam kosa kata dokter, apa yang sedang di derita bangsa ini sungguh penyakit-penyakit yang telah akut dan menaun. Nah dalam kondisi yang seperti ini, selain analisa dan diagnosa yang tajam dibutuhkan juga resep yang mujarab serta pemilihan prioritas utama, mengenai panyakit mana yang hendak di obati terlebih dahulu. Dan dalam hal ini, anggap saja semua dokter yang sudah ada adalah para dokter spesialis yang siap bekerja sama untuk mengobati pasien yang telah kronis ini.

Dari diagnosa tiap – tiap dokter, teridentifikasi sebuah penyakit diantaranya :
01. Penyakit Mental Korup dan korupsi yang gila-gilaan
02. Penyakit Rendahnya rasa nasionalisme
03. Penyakit Penegakan supremasi hukum yang lemah
04. Penyakit Ekonomi yang kian amburadul
05. Penyakit Budaya ketimuran yang kian luntur
06. Penyakit Pendidikan yang carut marut
Nah dari diagnosa ini ternyata semua telah mengalami tingkat keparahan yang luar biasa. Sehingga para dokter bersikukuh untuk bisa mengobati semua penyakit tersebut secara bersamaan. Dan tidak ada skala prioritas.

Sayangnya dana yang di butuhkan untuk bisa mengobati semua penyakit tersebut secara bersamaan cukup besar dan si-pasien yang sedang sakit ini tidak memiliki dana yang cukup. Lalu apa yang bisa kita lakukan ?
“ Gampang, kita pinjam saja pada IMF. Selesai perkara “ kata kepala keluarga pasien. Walhasil dana pinjamanpun mengucur dengan bunga yang tdk sedikit. Wuah….harapan terbentang lebar akan kesembuhan penyakit pasien. Inilah hingar – bingarnya suasana reformasi pada tahap awal.

Satu persatu para dokter sibuk mempersiapkan resepnya sendiri-sendiri dan mulai dijalankan. Pengobatan demi penghobatan terus dilakukan sejak 1998 hingga sekarang 2010. Sudah 10 tahun lebih, penyakit pasien ini belum begitu kelihatan tanda-tanda makin membaik. Saya juga tidak abis pikir, bagaimana para dokter bisa menyembuhkan penyakit si pasien, jikalau dalam proses mengobati pasien, para dokter selalu berperang untuk memenangkan kepentingan dirinya ? saya sendiri kadang geli melihatnya…
01. Ada dokter yang over acting ketika memberikan resep….
02. Ada dokter yang suka cari perhatian dan simpatik ketika mengobati pasien….
03. Gilanya lagi, ada yang bukan dokter asli dan berani ngaku dokter, lalu dengan PEDEnya memberikan resep ini dan itu….
Jika kita biarkan sperti ini terus menerus, bukan tidak mungkin lama kelamaan si pasien akan mati dengan sendirinya. Dan ini saya yakin kita semua tidak menghendakinya.

Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat awan…?
Apakah kita perlu berkumpul di sebuah daerah untuk membuat sebuah deklarasi bersama bahwa kita perlu mengganti para dokter yg sudah ada dengan dokter-dokter muda yg profesional ?
Dimana kita bisa menemukan kaum muda yang berjiwa dokter profesional saat ini ?
Ataukah kita justru tdk membutuhkan para dokter itu lagi ?
Biarlah kita sebagai masyarakat yang akan jadi dokternya…
Atau apakah yang saat ini kita butuhkan adalah tokoh yang mampu menggugah jiwa-jiwa kebangsaan ini tumbuh menjadi jiwa-jiwa patriot yang nasionalis.

Cukup lama saya menantikan lahirnya tokoh ini….hingga akhirnya saya yang hina dina ini memberanikan diri u angkat bicara.
Dengan satu optimisme bahwa :
  1. Masih cukup banyak elemen masyarakat yang peduli terhadap penyakit pasien yang sedang di derita hingga detik ini. Dan mau untuk berperan aktif menyembuhkan penyakitnya.
  2. Kerelaan golongan ini tidak dilandasi oleh kepentingan apapun kecuali hanya ingin melihat bumi pertiwi tersenyum kembali.
Optimisme ini juga perlu saya sampaikan pada saudara-saudara kita semua dimanapun kita berada. Bahwa ketika Tuhan menguji bangsa ini dalam keadaan sperti ini, sesungguhnya bangsa kita mampu keluar dr kemelut dan sembuh dr penyakit yg sedang di derita. Ini pas dan selaras dengan sebuah firman yang berbunyi “ Tuhan tidak akan menguji suatu kaum diluar batas kemampuan-nya “.
Walau demikian kalimat atau Firman Tuhan tersebut tidak berhenti disitu saja. Masih ada kalimat lain yg ini harus kita catat tebal, yakni bahwa “ Tuhan tidak akan pernah mengubah suatu kaum, jika kaum tersebut tidak mau untuk berubah “.

Lalu bagaimana agar kita bisa berubah, keluar dr kemelut bangsa yang kian suram ??? sembuh dari berbagai penyakit ???

01. Mari kita banguan “ Kesadaran diri “ yang tinggi.
Mari kita bangun sebuah kesadaran bahwa bangsa kita adalah bangsa yang besar, bangsa kita adalah bangsa beradab, bangsa kita adalah bangsa yang kaya raya baik budaya maupun alam. Dan semua itu adalah nikmat yang telah Tuhan berikan pada bangsa untuk anak dan cucu kita, sudahkah kita mensyukurunya dengan sebenar-benarnya syukur?
“ Barangsiapa yang mau bersyukur atas nikmatKu, maka niscaya nikmatKu akan Aku lipat gandakan. Dan barangsiapa yang kufur / ingkar terhadap nikmatKu, niscaya siksaKu sungguh sangat pedih “
Jika kita telah menyadari ini semua dan menjalankan konsep syukur dan kesadaran diri yang tinggi, saya yakin bangsa kita akan segera sembuh dr sakit yg sedang di derita hingga detik ini. Dan jika saat ini bangsa kita sakit sperti ini, itu semua tidak lebih karena kita telah ingkar alias kufur terhadap semua karunia dan nikamatNya.
Dimana letak kekufuran kita ? mari kita bercermin pada apa yang di maksud dengan “ KAWAH CANDRADHIMUKA “. Bercermin pada diri sendiri.
  • Kita telah memperlakukan alam dengan tidak adil, dengan exploitasi yang habis-habisan demi kepentingan segelintir orang dan atau golongan. Hal ini pula yang menjadikan bencana alam tercipta dimana-mana.
  • Kita telah ingkar dengan amanah atau kepercayaan yang telah masyarakat berikan ( suara rakyat adalah suara Tuhan ). Korupsi dan kolusi ada dimana-mana, bagaimana kita bisa menjadi negara maju dan kaya kembali, jika semua kekayaan telah habis di korup ?
  • Kita telah semena-mena dengan hukum kita sendiri, hukum yang kita buat sendiri, dengan enggan untuk menegak-kan supremasi hukum yang ada. Pantas saja ketidak adilan merajalela dimana-mana.
  • Kita enggan membayar zakat dan enggan untuk berEMPATI dengan sesama. Pantas saja kemiskinan merajalela di bumi nusantara.
  • Kita telah mengubur Pancasila dalam lemari besi, hanya menjadikannya sebagai barang pajangan saja. Padahal Pancasila kita adalah ideologi bangsa yang dengan susah payah di rumuskan atas dasar budaya, sejarah dan cita-cita bangsa. Kita enggan membuka kitab suci kita untuk kita pelajari bersama dan mengamalkan-nya dalam praktek kehidupan keseharian. Kita justru lebih suka searching, blogging, dan membaca budaya2x barat yg jelas sekali budaya itu tidak bisa kita terapkan dalam kultur kita sebagai bangsa yang berbeda dengan bangsa lain.
Jika secara kesatria kita semua mau u mengakui apa yang tercermin dalam diri atau dalam Candra Dhimuka. Saya yakin kita akan tersentak dan tersadar, kemudian segera bergegas untuk berbenah. Menata diri dan keluarga. Menata lingkungan dan sekitarnya hingga akhirnya kita bisa kembali menata bangsa ini dengan pondasi yang lebih kuat.

02. Mari kita banguan rasa “ Tau Diri “ yang tinggi.
Mari kita gali kembali sejarah bangsa yang telah usang. Kita pelajari kembali sejarah bangsa kita dengan benar. Kita tuturkan pada anak didik kita hingga generasi bangsa saat ini dan yang akan datang dapat menghargai sejarah bangsanya. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya?

Mari kita pelajari bersama geografi kita, kita gali kembali potensi bangsa kita saat ini. Apa yang masih bisa kita pertahankan dari potensi yang ada. Apa yang bisa menjadikan masyarakat pada lapisan bawah merasa tenang? Penuhi kebutuhan dan mari kita jawab dan pecahkan permasalahan bangsa yang ada dengan gotong royong, bahu membahu dan terus membangun kemitraan dimanapun kita berada.

Mari kita gali kembali para tokoh bangsa yang telah luar biasa berjasa pada negara dan belum mendapatkan apresiasi yang bagus. Baik itu pendidik, aparat, abri, tokoh agama, tokoh budaya, kaum intelak dll.
Apakah kita perlu membuat lembaga riset ttg penghargaan ini ?

Mari kita gali kembali keragamaan seni dan budaya kita yang membuat bangsa lain ngiler melihat kemolekannya. Dan mulai berbusaha u melestarikan-nya. Dan mendokumentasikan-nya sebagai aset bangsa yang luar biasa u rakyat.

Dan jika kita telah Tau bahwa ternyata bangsa kita memang bangsa yang besar baik dr sisi sejarah, budaya maupun sumber daya alam dan manusianya. Apakah kita mesti pesimis dalam menatap masa depan kita ?


03. Mari kita banguan rasa “ Kenal Diri “ yang tinggi.
Setelah kita Tau bahwa kita ternyata adalah bangsa yang besar baik dr sisi sejarah, budaya maupun sumber daya alam dan manusianya. Saatnya kita mulai bergerak untuk terlibat secara aktif :
  • Mempelajari dan mengamalkan budaya-budaya kita yg adiluhung.
  • Melestarikan kesenian dan mengaplikasikan nilai2x kesenian kita pada kehidupan masyarakat.
  • Membudayakan budaya, seni dan nilai2x seni kita pada dunia pendidikan baik formal maupun non formal.
  • Memperlakukan alam dengan bijak dengan memperhatikan kelestarian demi anak dan cucu kita.
Dengan begitu kita akan mejadi kenal dengan keragaman seni dan budaya yang kita miliki. Kita juga akan makin faham mengenai potensi dan juga kekurangan serta permasalahan yang ada dan yang akan hadir di tengah2x masyarakat kita. Semakin jauh kita kenali lingkungan kita bersama maka akan semakin kita faham bahwa untuk membuat sebuah kebijakan yang benar2x membela kepentingan rakyat dan masyarakat umum. Sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang sulit dan juga tidak harus mengorbankan banyak hal serta membuang dana yang berlimpah.

Masih banyak tenaga-tenaga terdidik dan pemikiran-pemikian anak muda bangsa yang jujur dan profesional yang belum terpakai dalam keterlibatan pembangunan bangsa. Golongan ini adalah golongan orang – orang yang enggan bersinggunan dengan bau busuk politik.
Mereka hanya inginkan ibu pertiwi tersenyum kembali…hlaah dah dua kali saya tulis kalimat ini….


04. Mari kita banguan rasa “ Mengenal Diri “ yang tinggi.
Dalam konteks ini, pembangunan dan pengobatan penyakit bangsa ini akan menjadi semakin dinamis manakala seluruh elemen bangsa makin mau untuk mengenali diri. Baik potensi maupun kekurangan yang ada. Potensi ini tentunya akan di jadikan sebagai pengembangan pembangunan masyarakat. Sedangkan jika kita semakin mengenali kekurangan diri ini, kita akan semakin tau apa kelemahan kita dan kita harus berusaha untuk menjadikan kekurangan tersebut sebuah peluang dalam proses pembangunan dan penyembuhan penyakit bangsa.

“ Becik ketitik, olo ketoro “ yang baik itu pada akhirnya akan terlihat, sedangkan yang jelak pada akhirnya juga akan ketahuan. Marilah kita semua berusaha untuk memahami kalimat tersebut dengan benar.
Jika kita faham maka jika kita korup tentu kita tdk akan berani u mengkampanyekan pemberantasan korupsi. Bisa-bisa kita sendiri yg di berantas nantinya…. Hehehehe…

Semakin kita mengenali ideologi kita Pancasila, kita semakin yakin bahwa tidak ada ideologi yang luar biasa dan pas untuk di terapkan di bumi pertiwi yg bhineka tunggal ika, kecuali ideologi Pancasila. Sehingga ketika kita mau bicara ttg demokrasipun, demokrasi kitapun sesungguhnya juga berbeda dengan demokrasi amerika, dan juga negara manapun. Sayangnya krn kepentingan segolongan org atau segelitir org, akhirnya org atau kelompok tersebut memaksakan demokrasi barat untuk di terapkan di bangsa kita. Ya amburadullllllll……………dari sinilah akhirnya kita mulai tersadar u bisa kembali menemukan identitas demokrasi indonesia. Identitas demokrasi pancasila, dimana dan sperti apa yg masyarakat inginkan.

Semakin kita mengenali seni dan budaya kita, semakin kita yakin bahwa kita akan bisa bangkit dr keterpurukan menjadi negara maju justru bukan dr sisi teknologi dll, tetapi kita justru akan bangkit dan maju dari sisi seni dan budaya.
Walau demikian, agar kita bisa bangkit, kita membutuhkan kestabilan dan berkecukupan-nya sandang, pangan lan papan u seluruh lapisan masyarakat.
Dari sinilah kita akan menyadari dunia pertanian dan perikanan harus mulai di programkan dengan fokus yang luar biasa dr lembaga yang mengurusi hal tersebut.

Semakin kita mengetahui bawa harkat dan martabat bangsa ini juga penting dalam membangun bela negara serta menjaga teritotial bangsa. Militer harus bisa mendapatkan peralatan yg layak dan juga pembangunan patriotisme dan nasionalisme yg benar. Demikian juga penjaga ketertiban umum dalam hal ini kepolisian.

Semakin kita mengenal bahwa semakin banyak partai akan menimbulkan pemborosan yg luar biasa dalam anggaran negara dan semakin memberikan peluang yg lebar bagi para penjahat politik. Maka wacana pembentukan dua partai atau 3 partai maksimal dr partai yg sudah ada. Nampaknya harus mulai di gelontorkan. Agar semakin jelas kinerja pemerintah krn adanya oposan yg prograsif, aktif dan spektakuler serta bombastis dalam menyikapi kinerjanya. ( halah kayak acara bukan empat mata saja ya………)


05. Mari kita temukan “ Jati Diri.
Penemukan JATI DIRI baik pribadi maupun bangsa, adalah sebuah proses perjalanan PENDIDIKIAN peri kehidupan.Dalam hal ini dunia pendidikan baik formal maupun non formal sangat berpengaruh terhadap proses penemuan JATI DIRI ini anak bangsa.

Lalu dunia pendidikan bangsa yang seperti apa yang bisa menghantarkan peserta didik pada proses penemuan jati diri ?

Carut marutnya dunia pendidikan kita inilah yang menjadi salah satu momok penyebab penyakit bangsa susah di sembukan. Jika momok ini bisa kita selesaikan dengan baik dan sigap. Saya yakin dunia pendidikan kita akan menjadi tumpuan harapan lahirnya indonesia baru yang lebih beradap dan lebih bermartabat.

Bukan hanya gedung yang fasilitas serta sarana dan prasarana saja yang mesti di benahi.

Bukan hanya bantuan dana pendidikan bagi org yg tdk mampu serta pendidikan murah atau gratis saja yg harus di gelontorkan pada masyarakat.

Tetapi PEMBENAHAN MENTAL PENGAJAR menjadi MENTAL PENDIDIK bagi para guru-pun harus di lakukan.

Sebagai salah satu contoh pentingnya pembenahan mental dr pengajar ke pendidik. Di kamung saya, cukup banyak guru yg dtg ke sekolah u mengajar dengan kepala kosong, alias tdk tau materi apa yg akan di ajarkan. Sehingga begitu sampai di kelas, ya anak-anak hanya di minta untuk mengerjakan soal, menulis sesuatu yg sama sekali tdk ada keterkaitan-nya dengan kebutuhan perkembangan proses pendidikan bagi peserta didik.
Belum lagi masalah nilai pada rapor yg semua mata pelajaran nilainya sama dr kelas satu hingga kelas lima.
Belum lagi adanya nonton bareng film superman dan sinchan.
Belum lagi acara jalan-jalan yg tdk jelas maksud dan tujuan-nya u si peserta didik.

Inilah sebagian contoh kongkrit carut-marutnya dunia pendidikan kita yg harus di benahi bukan hanya dr sisi :
  • Fasilitas pendidikan
  • Sarana & prasarana pendidikan
  • Gaji guru
  • Gedung pendidikan
  • Biaya pendidikan
  • Kurikulum pendidikan
Tetapi dari sisi MENTALITAS GURU juga harus di benahi agar bangsa ini makin bisa terdidik generasi penerusnya.

Kalau Kaisar Jepang bisa bilang “ ada berapa guru yg tersisa paska pengeboman BOM atom di nagasaki dan herosima “. Sebagai pertanda pentingnya peran guru terhadap pembangunan bangsa.
Maka dalam tulisan inipun saya akan bilang “ ada berapa sisa guru yang memiliki jiwa dan mental pendidik di bangsa ini ? “
Dan para guru golongan inilah yang akan kita jadikan tumpuan serta harapan pembangunan Indonesia baru 10-20th kedepan.

Pekauman, 27 januari 2010
Lurah WFC
Wahono

http://umum.kompasiana.com/2010/01/28/menapaki-jejak-reformasi/
http://w4hono.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

matursuwun sudah perpartisipasi kasih comment di blog saya. salam wongmbanjar

 

Tagline WFC - 01

Landasan Pikiran
Tuhan tidak akan pernah menguji suatu kaum diluar batas kemampuannya.
Tuhan tidak akan mengubah suatu kaum, jika kaum tersebut tidak mau untuk berubah.
Barang siapa bersyukur atas nikmatKu, maka nikmatKu akan Aku lipat gandakan. Dan barangsiapa kufur terhadap nikmatKu, sunguh siksaKu teramat pedih. Al-Khadis

Tagline WFC - 02

Perjuangan dan Cita-Cita
Membangun Nasionalisme tanpa dilandasi dengan pembangunan Priomordialisme yang proporsional adalah sebuah NIHILISME. by Soekarno

Tagline WFC - 03

Inspirasi & Spirit
Hanya kurang satu paku, kuda tidak bisa berjalan dengan optimal
Karena kuda yg satu tidak bisa berjalan dengan optimal, maka rombongan kurang satu kuda
Karena kurang satu kuda, pesan-nya tidak sampai
Karena pesan-nya tidak sampai, akhirnya kalah dalam pertempuran
By : 2Fast2Farious Toktyo Drift Film

Kalou kamu punya mimpi, bangun dan barjuanglah, JANGAN Tidur lagi
By Anggun C Sasmi

Tagline WFC - 04

Pengalaman Hidup
Takdir hanya dimenangkan oleh orang-orang yang mau mendekatkan diri padaNya
Pertempuran hanya dimenangkan oleh orang-oang yang mau berjuang keras dengan semangat yangg membara, penuh dengan integritas, dedikasi dan juga loyalitas.

Jika kamu tidak ingin di khianati, maka kamu tidak boleh mengkhianati
Kepercayaan hanya di dapat dari orang-orang yang jujur dan juga profesional
WongMbanjar Community Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template