Senin, 07 Desember 2009

Negeri Lima Menara

Resensi Novel
Judul Novel : Negeri Lima Menara
Penulis : A.Fuadi (Alumni Pondok Pesantren Gontor)
Halaman : 416
Penerbit : PT.Gramedia Pustaka Utama (2009)

Menurut penulis novel ini, cerita dan kisah yang diangkat  60% adalah kisah nyata yang di alami dan di rasakan langsung oleh penulis.Kita juga bisa merasakan bahwa kisah yang di suguhkan adalah kisah nyata dari begitu hidup dan alaminya tokoh-tokoh yang di tampilkan di kisah ini.Aliran ceritanya di tampilkan begitu jelas dan mudah di pahami serta enak di baca dalam berbagai suasana.Terdiri dari empat ratus enam belas halaman dengan di sain sampul yang menggambarkan lima menara.Menara mesjid Gontor, menara Monas, menara The Capitol, menara Al-Azar, dan menara Admiral Nelson .

Di awali dengan cerita pertentangan antar seoranga anak bernama Alif Fikri dengan Amaknya, Amaknya menginginkan anaknya  lepas SMP melanjutkan ke pesantren sedangkan anaknya Alif menginginkan melanjutkan ke sekolah umum.Keluarga yang berlatar belakang Sumatra Barat tepatnya di Maninjau, Bukittinggi ini menjadi kisah sentral dalam novel ini.Dengan berbagai argument dan pertentangan antara anak ibu ini, akhirnya sang anak Alif mengikuti apa yang di inginkan ibunya melanjutkan pendidikan di pesantren Gontor , Jawa  Timur.Tambahan kosakata bahasa Minang dan bahasa Arab  juga akan kita dapatkan ketika membaca novel ini.

Dengan membaca novel ini kita akan merasakan bagaimana rasa dan perjalanan awal, dari seorang perantau dari Sumatra menuju Pulau Jawa, baik dari haru birunya perasaan harus meninggalkan jauh semua kenangan ,sahabat dan kehidupan yang selama ini di jalani serta harus meninggalkan  kedua orang tuanya.Perjalanan yang memakan waktu dua hari dua malam lewat jalan darat dari Manijau menyusuri bukit barisan Sumatra menyebrang lewat pelabuhan Bakauhuni ke pelabuhan Merak, melintas ibu kota Jakarta menuju tujuan ke Gontor , Jawa Timur.

Kisah  yang selama ini belum pernah di angkat oleh penulis manapun tentang pesantren yang lengkap mulai dari proses seleksi penerimaan, proses pedidikan, kehidupan sehari-hari di pesanter dan hasil-hasil yang di capai di jelaskan begitu nyata dan gamblang.Kita mungkin yang belum  pernah tahu bagaimana system dan kedisiplinan pendidikan pesantren akan menjadi banyak tahu betapa hebatnya system yang di terapkan.

“Man Jadda Wajada” siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil.Kalimat ini akan kita dapati di novel ini yang menjadi spirit dan semangat setiap murid di pesantren yang di kisahkan .Delapan sahabat Alif dari Manijau, Sumatra Barat, Atang dari Jawa Barat, Raja Lubis dari Medan Sumatra Utara, Said Jufri dari Surabaya, Baso Salahuddin dari Gowa, Sulawesi, Dulmajid dari Madura, Teuku dari Aceh, dan Saleh dari Jakarta adalah tokoh-tokoh di novel ini.Pertemanan mereka yang berasal dari berbagai daerah menyatukan mereka menjadi saudara senasib, seperjuangan, dalam meraih cita-cita yang di kemudian hari akan mewujudkan cita-cita besar mereka melihat lima menara yang tersohor di dunia.

Tak ada kata lain selain luar biasa isinya, inspiratif menambah positif cara berpikir kita tentang dunia dan system pendidikan pesantren, tak salah apabila novel ini menjadi bacaan kita, keluarga kita, saudara kita, dan teman-teman kita…”Manjada Jadda Wajada”Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil.Selamat membaca.
Jakarta, 6 Desember 2009
Sugiarto

0 komentar:

Posting Komentar

matursuwun sudah perpartisipasi kasih comment di blog saya. salam wongmbanjar

 

Tagline WFC - 01

Landasan Pikiran
Tuhan tidak akan pernah menguji suatu kaum diluar batas kemampuannya.
Tuhan tidak akan mengubah suatu kaum, jika kaum tersebut tidak mau untuk berubah.
Barang siapa bersyukur atas nikmatKu, maka nikmatKu akan Aku lipat gandakan. Dan barangsiapa kufur terhadap nikmatKu, sunguh siksaKu teramat pedih. Al-Khadis

Tagline WFC - 02

Perjuangan dan Cita-Cita
Membangun Nasionalisme tanpa dilandasi dengan pembangunan Priomordialisme yang proporsional adalah sebuah NIHILISME. by Soekarno

Tagline WFC - 03

Inspirasi & Spirit
Hanya kurang satu paku, kuda tidak bisa berjalan dengan optimal
Karena kuda yg satu tidak bisa berjalan dengan optimal, maka rombongan kurang satu kuda
Karena kurang satu kuda, pesan-nya tidak sampai
Karena pesan-nya tidak sampai, akhirnya kalah dalam pertempuran
By : 2Fast2Farious Toktyo Drift Film

Kalou kamu punya mimpi, bangun dan barjuanglah, JANGAN Tidur lagi
By Anggun C Sasmi

Tagline WFC - 04

Pengalaman Hidup
Takdir hanya dimenangkan oleh orang-orang yang mau mendekatkan diri padaNya
Pertempuran hanya dimenangkan oleh orang-oang yang mau berjuang keras dengan semangat yangg membara, penuh dengan integritas, dedikasi dan juga loyalitas.

Jika kamu tidak ingin di khianati, maka kamu tidak boleh mengkhianati
Kepercayaan hanya di dapat dari orang-orang yang jujur dan juga profesional
WongMbanjar Community Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template